Tim BBKSDA Riau Pasang Perangkap untuk Antisipasi Kemunculan Harimau Sumatra di Teluk Belengkong

Teluk Belengkong, Indragiri Hilir – 3 Juni 2025
Menindaklanjuti laporan warga terkait kemunculan harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) yang menyerang beberapa hewan ternak di wilayah Desa griya mukti jaya Teluk Belengkong, Kabupaten Indragiri Hilir, Tim Reaksi Cepat dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah diterjunkan ke lokasi pada Selasa, 3 Juni 2025.
Setibanya di lokasi, tim dan di bantu TNI langsung melakukan patroli lapangan, wawancara dengan warga, dan identifikasi jejak untuk memastikan keberadaan harimau. Berdasarkan temuan awal, terdapat bekas cakaran dan jejak kaki besar yang mengarah ke kawasan hutan sekitar pemukiman.
Sebagai langkah awal mitigasi, tim memasang:
unit kamera trap untuk memantau pergerakan harimau secara visual,
unit alat pengusir otomatis berbasis suara dan cahaya,
Tanda peringatan dan pagar sementara di sekitar lokasi kejadian.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BBKSDA Riau, menyatakan:
> “Kami sangat mengapresiasi laporan cepat dari warga dan kerja sama dari pemerintah desa. Penanganan konflik manusia dan satwa liar harus dilakukan secara hati-hati dan tidak reaktif. Harimau sumatra adalah satwa dilindungi. Oleh karena itu, semua tindakan dilakukan dengan prinsip konservasi dan keselamatan masyarakat.”
Dalam pertemuan dengan tokoh masyarakat setempat, BBKSDA Riau juga memberikan sosialisasi singkat mengenai cara mengenali tanda keberadaan harimau dan prosedur pelaporan yang tepat. Warga diimbau untuk:
Tidak menggembalakan ternak secara bebas di pinggiran hutan,
Menjaga anak-anak agar tidak bermain terlalu jauh dari rumah,
Tidak melakukan perburuan atau pemasangan jerat liar.
Latar belakang kejadian:
Dugaan sementara, harimau keluar dari habitat aslinya akibat terganggunya kawasan hutan dan berkurangnya populasi mangsa alaminya. Ini menyebabkan satwa masuk ke wilayah permukiman untuk mencari makanan.
BBKSDA Riau menegaskan bahwa tim akan tetap berada di lokasi hingga situasi dinyatakan aman dan pergerakan satwa dapat terpantau dengan baik. Jika diperlukan, penanganan lanjutan seperti penggiringan atau evakuasi akan dilakukan dengan melibatkan dokter hewan dan unit penyelamatan satwa.
(Idham rizal)
Komentar Via Facebook :